Postingan

Bokep langsung suruhan Ika

Kala tiba di Jakarta, langsung saya menghampirinya serta saya jelaskan lagi jika saya putuskan bakal ikut akibat pentingnya kongres ini, serta Ika juga cuma mengangguk seraya membalas “Benar Slof” sama intonasi ayal, sembari dalam perasaan kecemasan (bisa jadi). Dari Airport Jakarta langsung ana menuju ke Motel Terpuji kawasan ana assembly serta menuju ke salah satu Ballroom bakal membuntuti assembly. Lantaran era yang terkapit sekali, ana langsung menuju ke Ballroom tsb tanpa examine in kamar lebih-lebih dulu. Konferensi juga melintas sungguh-sungguh serta berhenti senja hari. Aku langsung suruhan Ika bakal examine in ke reception, pernah Ika menunangi apakah aku kepingin examine in kamar pun. Aku jawab esok aku setelah belakangan sesudah aku mengalami pengarah aku di Ball room itu. Stop mengobrol sama pengarah aku, aku menuju ke reception, dari jauh saya melirik Ika dari belakang sama gaun mininya juga kelihatan pahanya yang lancar yang pernah saya lancar akurat… Ku dekati Ika serta

Bokep sampaikan ke Ika

Saya berperan Kepala Bagian perseroan asing kondang disalah satu kota di Sumatra. Dalam profesi ku, salah satu crew ku bagai asisten ku,bersebutan Ika pernah bersama-sama ku semasa three tahun lebih. Ika sungguh memukau, dandanannya cukup easy, lamun gembira membubuhkan gaun kecil. Dalam profesi tiap hari saya serta Ika rajin mengomongkan peran, tiada sudah melenceng ke keadaan intercourse, kendatipun saya kerap kali diam-diam ke arah pahanya yang lancar, yang tiada aspal”cowl” oleh rok-nya yang kecil. Acap kali saya menyamperi meja kerjanya bakal mengomongkan peran, serta Ika sama santainya mengomongkan sungguh-sungguh tanpa gaya merayu alias apapun. Peniti yang kelihatan juga tiada tampak keaktifan bakal menutupinya atau. Modalnya ikatan ku “straight” hingga profesi. Yakni situasi teratur bakal aku datang ke kantor sentral Jakarta bakal acara kongres dan lain-lain. Akan tetapi perihal minggu berlanjut ialah situasi yang benar2 berselisih. Permintaan kongres juga mulai serta kantor se

Bokep meniupkan separuh titik spermaku

Kali ini segenap urat-urat lalu sendi-sendi di semua tubuhku juga ikut merasakan kenikmatan yang lebih besar dari kocokan atas tangannya sedianya. "Lezat enggak Tama?" tanyanya rendah kepadaku dengan melihat mataku. "Sekalor.. Enggak nikmat lagi.. Namun nikmat sangat Jantung hati.. Menerus guncang yang cepat.." Tanganku yang sedang longgar kugerakkan kearah mulutnya, lalu dia langsung mengulum jariku atas padat roh. "Ahh.. ohh.." desahnya lamban dengan balik memicing matanya. Kocokan dan kuncian susunya yang makin keras makin membuatku kurang ingat tanah. Tiada lambat selanjutnya, “aah… Dwi saya ingin muncul lagi…” sehabis berujar sedemikian itu akupun meniupkan separuh titik spermaku kedalam mulutnya yang langsung ditelan lenyap oleh Dwi. Iapun terus menciumku sehingga saya merasakan spermaku seorang diri. Sesudah khatam, ego juga berpakaian lagi. Tiada kurang ingat saya merapal dapat kasih kepadanya, terus akupun berbalik kekostan sehabis mengantarkan Dw

Bokep Sekalor Dwi

Saya menitipkan tubuhku pada tabir bilik sanggar lalu sedang atas posisi congkong dihadapanku Lydia tersenyum dengan selalu mengguncang batang penisku melainkan makin lambat makin kilat. Nafasku berburu cepat lalu jantungku berdegub makin tiada teratur dibuatnya, biarpun saya sungguh acap kali rancap, tetapi pengetahuan dikocok oleh seseorang wanita yaitu yang pertama bagiku, malahan ditambah pengetahuan dua susu bahenol yang ikut berayun lantaran aktivitas pemiliknya yang lagi menocok penisku bergantian atas tangan kiri lalu kanannya. "Dwi.. ingin muncul nih.." kataku rendah dengan memicing mata meresapi kenikmatan hisapan Dwi. "Memutari, kebal dulu Tama.."jawabnya dengan melontarkan kocokannya. "Loh kenapa ngga dilanjutin?" tanyaku. Tanpa meningkah pertanyaanku, Dwi menggandengkan dadanya ke arah penisku lalu tanpa luang saya menebak maksudnya, beliau mengungkung penisku atas kedua payudaranya yang besar itu. Kehebohan luar normal saya dapatkan dari peni

Bokep rendah kepadaku dengan memalingkan

"Aduhh.. aahh.. gendeng Dwi.. nikmat sangat!" ceracauku dengan merem-melek. "Oohh.. selalu Tama.. guncang selalu" Dwi selalu mendesau lalu memijit-mijit dadanya seorang diri, wajahnya telah memerah saking terangsangnya. "Yak.. sedikit lagi.. aahh.. Tama.. udah ingin" Dwi memperlaju iramanya lantaran merasa telah nyaris kulminasi. "Dwi.. Saya pun.. ingin muncul.. eerrhh" geramku atas memperlaju aktivitas. "Lezat enggak Tama?" tanyanya rendah kepadaku dengan memalingkan kepalanya kebelakang bakal melihat mataku. "Sekalor.. nikmat sangat Dwi.. terusin jantung hati, yang cepat.." Tanganku yang sedang longgar kugerakkan kearah payudaranya bakal meremas – remasnya. Sesekali tanganku menjalankan arah ke komponen belakang bakal meremas pantatnya yang lirih. “uuhh.. sshh.. Dwi, saya udah ga kebal nih. Keluarin dimana?” tanyaku. “uuhhh.. mmh.. ssshh.. Keluarin didalam saja benar, kamu barengan” sabda Dwi. Semakin lambat lambaian penisku

Bokep kedua tangannya berjejak

Berlanjut iapun menjajah penisku, mulanya cuma masuk 3/4nya lamun lambat – lambat segenap batang penisku beku ke dalam rongga gaung vaginanya. Aah, jadi ini yang mereka katakana kenikmatan bercinta, rasanya sungguh nikmat sekali pikirku. Iapun selalu menanjak – turunkan vaginanya dengan kedua tangannya berjejak pada dadaku yang sektor. “Peti kemas.. bandela… bandela.. sruut.. srutt..” maksud belalang jarum biku ego yang saling bersentuhan ditambah atas air kewanitaannya yang selalu mengalir semakin menambuh horny kondisi itu. Sesekali saya memincut fisiknya kebelakang, sekedar merasai bakal menciumi lehernya yang tahapan itu. Lehernya juga sebagai memerah di separuh lingkungan terantuk cupanganku. “Dwi, ganti posisi dong” kataku. Berlanjut Dwi berdiri lalu buru-buru kuposisikan dirinya bakal menjengking dan tangannya berjejak pada meja. Dari posisi ini tampak rongga gaung vaginanya yang memerah terlihat makin merangsang. Akupun buru-buru memuatkan penisku dari belakang. “aahh, lamban –

Bokep menjelajahi segenap arah penisku

Sesudah berujar terus Dwi mendorong tubuhku sehingga saya bersimpuh diatas kursi. Iapun merungguh dan melontarkan celana denims dan celana dalamku. Iapun takjub menyaksikan batang penisku yang berdosis cukup “waduh.” Panjangnya kurang lebih 16 cm atas garis tengah 5 cm. kepalanya yang serupa kopiah baja bermotif merah terawai oleh jemari Dwi yang jengkit. “Tama, memiliki anda bongsor sangat…” sehabis berujar lalu Dwi langsung mengulum kepala penisku. Rasanya sangat nikmat sekali. “mmh Dwi anda nikmat sangat…” kataku. Iapun menjelajahi segenap arah penisku atas lambe lalu lidahnya, mulanya lidahnya beroperasi menelusuri pembuluh dibawah penisku, terus bibirnya yang horny mengulum buah zakarku. “aah… uuhh… ” cuma itu yang mampu kuucapkan. Berlanjut iapun balik ke kesudahan penisku lalu mencoba memuatkan penisku sepanjang – panjangnya kedalam mulutnya. Akupun mendorong kepalanya atas kedua rompeng tangannya sehingga batang penisku nyaris 3/4nya terminum oleh mulutnya capai dia tampak hamp

Bokep mendeteksi G-Spotnya

Sukses..! Saya mendeteksi G-Spotnya lalu selalu memainkannya. sehabis itu Dwi selalu menggelinjang, badannya mulai berkeringat seperti tiada menghiraukan dinginnya AC di ruangan ini. “Emmh, please don’t cease” sabda Dwi atas mata tertutup. "OOuucchh..." Mengeluh Dwi di telingaku dengan matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang merayapi fisiknya."Ssshhh...Ahhh", balasku merasakan nikmatnya pukas Dwi yang semakin lengas. Sembari selalu meremas dada besarnya yang bagus, segmen merembet itu aktif selagi separuh menit. Tangannya selalu mendorong kepalaku, seakan menginginkanku bakal menjilati vaginanya sebagai lebih intens. Pahanya yang putih juga tiada hentinya menekan kepalaku. Tiada lambat selanjutnya, “Uuuhhh.. Dwi ingin ke… lu… ar…” bersamaan erangannya vaginanya juga menginjak – menginjak mengampuh mulutku mengutarakan air lekas yang lebih lekat dari sebelumnya, lamun kerasa lebih maknyus lalu hangat. Akupun tiada menyia – nyiakannya lalu langsung meminumnya c

Bokep celana dalamnya yang lengas itu

Akupun mulai merambah komponen depan celana dalamnya itu. Bersimbah. Tampaknya Dwi sungguh telah sexy lantaran servisku. Cengli saja saya merasa deg – degan lantaran selagi ini saya belum sudah mengerjakan koitus atas kedelapan mantan pacarku, setidaknya cuma capai pangkat lisan koitus. Jadi ini dapat dikatakan pengetahuan pertamaku. Sama ragu – ragu akupun menjilati celana dalamnya yang lengas itu. “Mmhhh… Ooggghh…” Dwi menjerit menikmati jilatanku. Tampaknya rasa air keibuan Dwi maknyus, sedikit masin lamun nikmat menurutku. Sesudah separuh lambat menjilati, nyatanya air kewanitaannya semakin meluap menjelejeh meneneh. “Buka saja celana dalamku” sabda Dwi. Mengikuti doa itu akupun menaruh celana dalamnya sehingga waktu ini Dwi sepadan – sepadan bogel, padahal saya sedang berpakaian utuh. Sepadan – sepadan pengetahuan yang bagus. Vaginanya terpasang jelas di depan mataku, bermotif pink kecoklatan atas bibirnya yang sedang pertemuan. Bentuknya juga bagus sekali atas bulunya yang sudah

Bokep tampaknya kedalam mulutku

Besar, putih, sedap, dan putingnya yang bermotif pink itu tampak sedikit mengeras. “Tama…” tuturnya dengan menekan kepalaku kearah payudaranya. Akupun tiada menyia – nyiakan waktu ketika positif itu. Tangankupun meremas, merembet, lalu mencium kedua rompeng payudaranya. Adakalanya bibirku mengulum placing payudaranya. Adakalanya bongkahan payudaranya kumasukkan sebesar tampaknya kedalam mulutku seakan saya mau menelannya, lalu itu membikin dewan Dwi menggelinjang. “Aaahh… SShhh…” saya menengadah keatas lalu menyaksikan Dwi lagi memblokir matanya dengan bibirnya mengutarakan erangan menikmati permainan bibirku di payudaranya. Sensual sekali beliau masa itu. Putingnya semakin membeku memberitahukan dia makin bergairah hendak “pekerjaanku” di dadanya. Kenyang nenen, akupun menaruh ciumanku kearah pusarnya yang nyatanya ditindik itu. Berlanjut ciumanku semakin mengalir turun ke arah selangkangannya. Akupun membuka jeansnya, terlihatlah celana dalamnya yang hitam taruk tembus pandang itu, l

Bokep Seakan-akan mengerti keinginanku

Bisa jadi siapa yang merintis, menginjak – menginjak ego telah saling berkecupan mulut. Tampaknya dia seseorang pencium yang mengerikan, saya yang telah berpengalamanpun dibuatnya kewalahan. Populer fisiknya semakin membuatku sexy lalu membuatku mau menyetubuhinya. Seakan-akan mengerti keinginanku, Dwi juga mengubah posisi duduknya sehingga dia bersimpuh di sehubungan pahaku atas posisi berdekatan, kawasan vaginanya yang sedang ditutupi oleh celana jenas menekan penisku yang pun sedang berlokasi didalam celanaku atas nikmatnya. Komponen dadanya juga seperti menantang bakal dicium, cuma berpisah 10 cm dari wajahku. Aku berkecupan balik dengan tanganku melingkar kepunggungnya lalu memeluknya ketat sekali sehingga aksen dibalik kurusuhan ketatnya menekan dadaku yang sektor. “mmhh.. mmmhh..” cuma suara itu yang mampu muncul dari lambe ego yang saling bersentuhan. Kenyang berkecupan, akupun mengangkat badan Dwi capai dia berdiri lalu menegaskan fisiknya ke tabir yang memiliki dibelakangnya.

Bokep Tampaknya tidak sedemikian itu

Mulanya masa kuajari dia belum sangat mengerti, lamun sehabis separuh lambat dia buru-buru tahu lalu tiada lambat berantara tugasnya juga sudah khatam. “Astaga, khatam pun. Tampaknya tidak sedemikian itu rumit benar. Makasih sangat benar Tama, udah ngerepotin anda.” Sabda Dwi santun. Iapun memblokir laptop computer Toshibanya lalu mengemasnya. “Apa sih yang ngga bakal cewe tercantik di jalur ini” kataku sekedar resek menggoda. Dwi juga malu berbaur gondok mengindahkan perkataanku, lalu sebagai menginjak – menginjak dia berdiri dengan mencoba menggelitiki pinggangku. Saya yang refleksnya sungguh telah kapabel dari olah raga karate yang kutekuni selagi ini juga mampu menghindar, lalu sebagai tiada berencana fisiknya justru kemusnahan harmoni dan pahanya membumi menjajah pahaku yang sedang bersimpuh. Selaku tiada berencana tangan kanannya yang tadinya mau menggelitikiku merambah kemaluanku. Impulsif, adik kecilku juga insaf. “Iih, Tama kenapa itunya panas sih?” sabda Dwi dengan menguatkan

Bokep Cengli saja andaikan berbalik

Bajingan, kataku dalam jiwa. Cengli saja andaikan berbalik lagi ke kostan saya berat kaki, lantaran kuatir terhasut hendak menyinambungkan tidur balik. Pepet mau mengerjakan apa waktu menunggui, saya menginjak – menginjak saja terkenang hendak Dwi. Berkehendak mau mematikan era atas ngobrol bersamanya, akupun bergegas turun kelantai Four dengan berkehendak andaikan Dwi sedang memiliki disana. Sesampainya di dek Four bilik sanggar, saya tiada paham apa Dwi sedang memiliki didalam maupun tiada, lantaran ruangan itu jendelanya gelap lalu ditutupi ebek. Akupun membuka pintu, terus masuk kedalamnya. Tampaknya disana memiliki Dwi yang lagi bersimpuh disalah satu kursi didepan meja ketik berpaling ke arahku, tersenyum lalu menanya “Hai Tama, ngga jadi kuliah?” “Kuliahnya diundur” jawabku ringkas. Iapun balik enak menangani sebuah atas laptopnya. Saya menatap mengelilingi, nyatanya ruangan sanggar selebar 4X5 m itu kosong, cuma memiliki suaraku, suara Dwi, lalu suara AC yang bergerak. Selaku t

Bokep Muncul – menginjak pintu raise

Rambutnya yang lurus sebahu menggerbang atas indahnya. Termasyhur air atar yang kutebak adalah cap Kenzo Intense memadati udara dalam raise, serentak serupa bersentuhan atas air atar Boss In Movement milikku. Hmm pikirku, patut saja Dwi sungguh dilirik oleh segenap cowo di jurusanku, lantaran tidak cuma dia sedang single fisiknya pun sungguh simetris. Lebih dari itu hasil akademiknya pun cukup brilian. Tetapi kredibilitas diriku cuma menyangka Dwi bagai rekan belaka. Kelihatannya kondisi itu disebabkan saya hangat saja pudar atas pacarku atas aturan yang minim positif, sehingga saya sedang guncangan bakal mencari belahan jiwa hangat. Muncul – menginjak pintu raise membuka di dek 4. Dwi turun dengan menyunggingkan senyumnya kepadaku. Akupun membalas senyumannya. Melalui pintu raise yang lagi memblokir saya luang menyaksikan Dwi masuk ke suatu bilik sanggar di dek Four itu. Bilik itu sungguh siap untuk siapa saja mahasiwa yang mau memakainya, AC didalamnya dingin lalu pada jam pagi serup

Bokep kesulitanku tersendat capai disini

Terperanjat dari lamunanku, nyatanya tanpa pulih saya telah berlokasi di bangunan kuliah, lamun tiada penting kesulitanku tersendat capai disini. Ruanganku berlokasi di dek 6, padahal pintu raise yang sejak sedianya kutunggu tiada menyambangi terbuka. Tiba-tiba, dari belakang tersebar suara lunak menyapaku. “Hai Tama..!” Akupun berpaling, nyatanya yang menyapaku yaitu adik angkatanku yang berjulukan Dwi. “Hai pun” jawabku dengan terus lantaran sedang dalam situasi resah. “Rodi pakaian anda bergulung tuh” sabda Dwi. Pulih, saya terus menguatkan posisi kerja paksa gamis putihku dan tiada kurang ingat mengontrol kerapihan celana jeansku. “Udah, udah kerap kenapa. Hmm, jelas anda kejar – kejar benar?” sabda Dwi lagi. “Bercakap-cakap nih, normal Peti kemas Noel” jawabku. “Mmh” Dwi cuma menggumam. Sesudah pintu raise terbuka akupun masuk ke dalam raise. Tampaknya Dwi pun mengerjakan kondisi yang selevel. Didalam raise suasananya sirep cuma memiliki ego empat mata, mataku resek mengagah badan

Bokep kenikmatan yang ego

"Udahan dulu benar Kakang.., saya erak sangat. Saya ingin jeda dulu". Saya dapat mengerti situasi badan Bu Minah sehabis mengerjakan penjelajahan jauh. Alhasil saya tidur serempak Bu Minah di kamarku. Lalu jelasnya sedang memiliki kejadian2 kenikmatan yang ego lakukan empat mata sehabis itu. Belakang hendak saya ceritakan bakal pembaca segenap. Kenalkan, namaku Tama. Saya yaitu seseorang mahasiwa fase Three di suatu perguruan negeri tinggi di Kota Bandung. Perawakan tubuhku normal saja, tinggi 173 cm atas berat 62 kg, lamun lantaran saya santun, juga cerdas, dan juga banyak lalu saya cukup terkemuka di galangan adik ataupun kakak golongan jurusanku. Pagi itu saya tergesa – tergesa-gesa memarkir Honda Accordku di parkiran kampus. Separuh berlari saya menuju ke bangunan kuliah yang berlokasi kurang lebih 400 m dari parkiran itu, dengan mataku melirik ke jam tangan Albaku yang sudah menampakkan pukul 8.06. Shit..! Andaikan saja sedianya malam saya tiada berani menyaksikan perlom

Bokep Bu Minah memaju mundurkan

"Kakang...perlahan-lahan. Saya udah lambat tiada banyak gini..." suara Bu Minah tersebar rendah tersuntuk. Saya majukan lagi penisku sampai bercokol setengahnya yang belum masuk ke saung gaung kenikmatan. Bu Minah memaju mundurkan pantatnya bertubi-tubi. Lalu... Slleeepppp.... penisku serupa tertelah sekaliannya oleh pukas Bu Minah. Saya melantas mundurkan penisku atas kilat serupa yang saya kuat di BF. "Ooohhhh....masss....mmmhhhh...." cuma itu yang muncul dari mulut Bu Minah. Saya merasakan persepsi yang sungguh luar normal... Lalu belum memiliki 30 kocokan saya merasakan hendak melontarkan spermaku. "Bu.... saya ingin muncul..." Saya percepat sodokan-sodokan penisku ke pukas Bu Minah. Sama aktivitas yang plastis supel Bu Minah memutar-mutar pantatnya mengimbangi sodokanku. Menatap lambaian birit Bu Minah yang panas itu saya makin tiada mampu menanggang laju spermaku. Saya percepat sodokanku.... lalu... "Ooouuugggghhhh....." saya memisit kuat2

Bokep Tangan kiriku langsung turun

"Mmmhhh... nikmat sangat kakanda..." Tangan kiriku langsung turun ke vaginanya yang mulai lengas itu. Saya gesek-gesek atas jariku lalu saya mainkan klitorisnya... "Kakang...." cuma itu yang dapat Bu Minah ucapkan atas mata redup sementara tangannya sedang mengguncang penisku atas lamban. "Kakang...Kakang Reno....saya wis ora bertenaga...." suaranya sumbang "Masukin waktu ini benar, Kakang...." Saya jadi sano lantaran belum sudah ml sebelumnya. Sama sungkan saya juga beranikan diri menanya, "Bu, triknya gimana?" Bu Minah tersenyum centil. "Oh kakanda Reno sedang pelayan tong-tong to?" Setelah itu Bu Minah membalikan badannya atas bahu-membahu pada wadah mandi Bu Minah mengambil posisi nungging. Saya yang udah tidak santai langsung memfokuskan penisku ke pukas yang merah merekah atas rambut abaimana yang tercukur kerap tetapi kandas lantaran saya tiada paham saung gaung kenikmatan itu. "Sini kakanda Reno agar saya topang..

Bokep kakanda Reno kenapa meluk saya

"Aahhh...", Bu Minah melaung rendah. Saya rasakan buah dada bu Minah yang besar itu dalam pelukanku. Penisku langsung panas perihal perus Bu Minah. Separuh detik ego terbengkalai. "Ih, kakanda Reno kenapa meluk saya sih..." tuturnya ramah tanpa mengeluarkan pelukannya padaku. Wajahku merah mati. Saya tiada dapat membekam hasratku yang meletup-letup. "Kaalauu...akkuu lepass ...nantii akku kuat mami Minah telaanjaang donggg..", jawabku terbata-bata atas nafas tersengal menanggang guncangan birahi. Saya tekan-tekan penisku yang sedang terbungkus celana ke perutnya. "Aacchh...sangat nikmat sekali," batinku lantaran saya hangat pertama kali ini memaut perempuan dalam situasi jelas bundar. "Ceceh kakanda Reno ugal-ugalan..." tuturnya ramah dengan tangannya merogoh penisku dari kembali celana coaching yang saya membubuhkan. Dielus lalu dikocoknya pelan-pelan penisku. "Ouuugghhh..." saya cuma dapat mendesau. "Ceceh Kakang Reno be